Oleh : Pujiaman
2012
Pada pagi itu mentari seperti biasanya mengawali pancaran sinarnya dari ufuk timur, Kicauan burung juga terdengar dengan riang. Disebuah kandang ayam yang sangat besar di tempati oleh dua populasi ayam yang terletak di kaki bukit sebuah pergunungan.
Sepasang anak ayam yang bernama Tina (betina) dan Antan (jantan), mereka masih berusia separuh baya yang sedang asik-asiknya bermain dan mencari arti hidup, walaupun bisanya hanya mengikuti ekor emmaknya.
Antan adalah anak dari ayam kampung yang hidup sudah terpola sesuai dengan ala kampung, sedangkan tina merupakan anak ayam ras yang hidup serba modis sesuai dengan ras emmaknya.
Pada hari yang cerah itu, langit berwarna biru muda dan matahari yang memancarkan sinarpun terasa bagai di gurun tandus yang merindu hujan dengan rerumputan yang gersang dilanda kemarau. Tina yang berusia separuh baya tersebut terlalu asik bermain dan menceker-ceker tanah di pinggir lubang tempat galian sembelihan kurban Idul Adha beberapa minggu silam.
Tina melihat telur cacing tanah yang berwarna putih susu di pinggiran galian tersebut dengan harapan Tina bisa mengambilnya untuk santapan pagi. Tanpa sadar Tina terus-terusan mencekernya dengan membelakangi galian sedangkan emmak Tina dengan beberapa saudara kembarnya sudah berjauhan dari tempat Galian, akhirnya Tina berhasil mendapatkan telur cacing tersebut akan tetapi nasib malang menimpa Tina yang sedang asik menikmati telur cacing dan Tina pun terjatuh dalam Galian sembelihan kurban Idul Adha.
Tina yang terjatuh dan terjebak dalam lubang galian sembelihan itu mengalami cidera di bagian sayap kanannya sedangkan Emmak Tina dan beberapa saudara kembarnya tidak mengetahuinya.
Setelah beberapa saat sejak kejadian itu Matahari sudah terlihat condong ke ufuk barat, Suara alunan bacaan Al Qur'an di berbagai arah mata angin sudah mulai mengapa pendengaran dan Tina memanggil Emmaknya, tapi sayang Emmak dan beberapa saudara Tina seperti tertutup pendengaranya dengan Ear phone sehingga tidak mendengar suara Tina.
Tina tersimpul layu bagaikan bunga di taman yang telah dihisap madunya oleh Kumbang dengan Harapan Dewa penyelamat datang mengeluarkannya dari jebakan galian tersebut tapi Nihil. Sedangkan langit telah terlihat bermuka muram kemerah-merahan dan kemudian senja pun tiba. Emmak Tina bertanya kepada saudara kembarnya tentang keberadaan Tina yang tidak terlihat dimuka pintu kandang ketika senja telah tiba tapi dari sekian saudara Tina tidak seekor pun mengetahuinya.
Tina yang berteman sepi dan kelilingi oleh gelapnya malam masih berada dalam jebakan galian sembelihan tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa memilih diam dengan sejuknya angin malam menerma raganya yang disertai rasa gundah mencekam asanya.
Malam terus berlalu dan Tina pun tertidur terselimuti rasa lesu.
Keesokan haripun tiba, Tina terbangun dalam keadaan bingung memikirkan cara untuk keluar dari Galian sedangkan Emmak Tina terlintas dipikirannya bahwa Tina dimangsa oleh binatang yang berbulu ayam. Emmak Tina hanya bisa pasrah dan Ikhlas dengan terpaksa memikirkan nasib malang yang menimpa diri anaknya. Akan tetapi rutinitas keseharian seekor Emmak tidak mungkin harus berhenti untuk mencari makanan seala kadarnya untuk Saudara kembar Tina.
Tina yang merasa kebingungan mencari cara untuk keluar tidak henti untuk berusaha terus berpikir agar dirinya bebas dari jebakan Galian.
Waktu terus berjalan dan mataharipun sudah memuncak walaupun suasana pagi masih memancarkan cahaya buih dari tetesan embun di celah daun dari rerumputan. Saat waktu berlalu seekor Emmak ayam kampung tidak sengaja melintasi tepi galian (lubang yang membuat Tina terjebak di dalamnya) Salah satu dari sekelompok Anak ayam kampung tersebut yaitu Antan mendengarkan desah-desuh dari sebuah galian, Dengan rasa gundah Antan mendekatinya walaupun rasa was-was namun Antan berusaha memberanikan diri. Setelah Antan menjenguk galian tersebuat ternyata ada seekor anak ayam Ras seusianya terjebak dalam Galian. Antan dengan kelincahannya berlari dan memanggil Emmaknya untuk melihat ke galian dan Emmaknya pun mendekati galian selanjutnya Emmak Antan melihat seekor Anak Ayam Ras (Tina) yang terjebak didalamnya.
Emmak Antan dengan rasa gundah menghampirinya merasa kehilangan akal sehat untuk mencari Cara mengeluarkan Tina. Emmak Antan berteriak meminta tolong dan Tina pun ikut menyuarakan Teriakan minta tolong.
Emmak Tina yang sedang menceker tanah dengan beberapa saudara kembarnya terlintas di pendengarannya dan spontan mencari suara minta tolong sama persis seperti suara Anaknya yang bernama Tina yang hilang kemaren pagi.
Sesaat Kemudian Emmak Tina mencari dan mendekati suara memanggil minta tolong, Ternyata suara itu ada sebelah arah jarum jam 12 dan Emmak Tina Mendekatinya serta melihat ternyata anaknya Tina masih Hayat di kandung Badan. Emmak Tina melihat ada seekor Emmak ayam Kampung (Emmak Antan). Kepanikan Emmak Tina pun muncul dengan cara tiba-tiba pikiran emosi menguasai jiwanya, Kemarahanpun mengakibatkan pertengkaran sengit antar Emmak Antan versus Emmak Tina terjadi akibat kesalah pahaman Emmak Tina dan akhirnya Emmak Tina semakin menyerang Emmak Antan, Sedangkan Emmak Antanpun tidak tinggal diam membuka jurus Cakar ayam seribu yang pernah diajarkan oleh Alm. Kakek Antan. Dan akhirnya Emmak Tina Kena serangan dari Jurus Cakar ayam Seribu dari Emmak Antan dan terjatuh dengan suasana lesu, apalagi keadaan Emmak Tina yang lekas capek akibat penyakit Radang tenggorokan yang di deritanya.
Suasanapun semakin kacau Antan pun menyelamatkan diri nya dengan rasa gundah mundur dan akhirnya juga terjatuh dalam galian tersebut. Galian sembelihan kurban Idul Adha itu pun kini telah membuat sepasang Anak ayam (Tina & Antan) terjebak dalamnya. Antan memanggil Emmaknya dan Minta tolong sedangkan Emmak Antan pun melihat ternyata Antan juga ikut terjebak di dalamnya.
Saat itu Matahari semakin panas yang menunjukkan siang hari telah tiba Tina dan Antan yang terjebak dalam galian tersebut sulit untuk keluar. Namun Emmak Antan dan Emmak Tina menghentikan perkelahiannya dan memilih untuk berdamai serta mencari cara agar Tina dan Antan bisa keluar dari galian.
Emmak Tina merasa bingung dan seperti hilang semangat untuk berpikir agar Tina dan Antan bisa keluar akan tetapi berbeda dengan Emmak Antan yang berani turun ke galian tanpa memikirkan resiko demi keselamatan anaknya. Emmak Antan mengeluarkan Antan dengan cara menaikkan Antan ke punggung Emmaknya baru kemudian Antan melompat dari punggung Emmaknya untuk keluar dari Galian dan akhirnya Antan berhasil keluar dari Galian tersebut dengan selamat.
Emmak Antan tidak tega melihat Tina masih dalam lubang Galian tadi, menyuruh seperti cara Antan keluar dari galian tadi tapi apalah daya Tina hanya seekor Ayam betina dengan suasana Lemah dan tidak bertenaga karena semalaman terjebak dalam Galian tersebut, Sehingga akhirnya Emmak Antan mematuk Tina di bagian sayap Kanan Tina yang cidera akibat jatuh dalam Galian. Kemudian beberapa saat kemudian Tina bisa di keluarkan oleh Emmak Antan dengan selamat.
Setiba Tina keluar kemudian Emmak Antan yang berada dalam galian Cuma melompat sekuat tenaganya agar bisa keluar dari Galian tersebut. Tapi Emmak Tina terharu melihat anaknya Tina masih Hidup dan memeluk Tina dengan kasih sayang, Dengan tiba-tiba Emmak Tina melihat sayap bagian kanan Tina Cidera tanpa banyak tanya Emmak Tina kembali diamuk emosi dan memarahi Emmak Antan sedang Ia belum sempat mengucapkan terima kasih kepada Emmak Antan.
Emmak Antan yang sedang memgalami kecapeka-an langsung menyampari Emmak Tina dengan tenang sedangkan Tina Memanggil sambil berteriak kepada Emmaknya serta menjelaskan bahwa Sayap Kanannya Cidera karena jatuh ke galian kemaren.
Dengan suasana letih dan lesu serta Emmak Antan dan Emmak Tina menempuh jalan damai. Akhirnya Emmak Tina dan Emmak Antan berkawan pulang ke kandangnya sedangkan hari sudah mulai sore matahari yang tadi siangnya mengeluarkan aura panasnya kini sudah mulai sedikit dingin sama halnya dengan emosi Emmak Tina terhadap Emmak Antan.
Sekian....
Sumber :
http://pujiamn.blogspot.com
0 komentar :
Posting Komentar